Andai Dia Tau -Cerpen-

November 18, 2013

Hidup ini memang tak semudah yang kita bayangkan, tak seindah yang kita harapkan, dan tak sejalan yang kita rasakan. Mungkin pernah sesekali aku memiliki kisah hidup yang bermakna indah tapi kadangkala aku juga memiliki perjalanan hidup yang rumit. Namun sejatinya hidup itu tak perlu disesali, malah seharusnya disyukuri.
Malam itu Aku menangis tersedu tanpa ada kawan yang menemani. Diriku seperti dijatuhi ribuan pertanyaan yang tak bisa ku jawab. Aku rindu dengan seseorang yang sama sekali belum pernah aku miliki. Tapi ketika Aku bertemu dengannya, Dia seolah-olah tak menghiraukanku. Perlakuannya kepadaku 180o berbeda dengan perlakuannya kepada orang lain. Aku tak mengerti apa maksudnya. Malukah Dia? Atau memang Dia tak ingin bersahabat denganku?.
            Aku berlari ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat dan duduk di bawah sinar bulan. Inilah diriku, ketika hati sedang bahagia Aku akan mencubit pipi semua teman-temanku. Namun, ketika sedang bersedih tanpa disadari Aku selalu ingin minuman hangat dan pergi ke tempat sepi. Aku termenung sambil mendekap kedua kakiku. Sesekali Aku menyeruput teh yang telah kubuat. Akupun mulai berpikir, inikah yang dirasakan orang ketika merasakan jatuh cinta? yang harus putar otak untuk mencari tau apakah orang yang kita sukai membalas cinta kita. Kurasa tidak!. Orang yang sedang kasmaran biasanya terlihat bahagia. Tapi mengapa Aku tak seperti itu?. Tak sedikitpun Aku merasa bahagia ketika jatuh cinta. Malah hal ini yang membuat Aku semakin menderita karena harus memikirkan hal yang bukan-bukan dan mengejar kisah yang tak pasti. Maklumlah, ini pertama kalinya aku Fall in Love jadi belum begitu terbiasa. Tak pernah terbesit di pikiranku, mengapa Aku menyukai orang yang sama sekali tak memperhatikanku. Bahkan Aku pun tau bahwa orang yang kuidam-idamkan ternyata menyukai temanku sendiri. Namun rasa itu tetap berlanjut hingga perlahan Aku mulai menjauhinya.
            Saat itu, Aku benar-benar tertarik padanya. Tingkah laku, kebiasaan yang ada pada dirinya semua kuperhatikan. Rasa cemburu terkadang muncul ketika Aku melihat dia bersama orang lain. Tapi Aku tetap sadar, rasa cemburuku ini tak akan berbuah apa-apa karena ku yakin dia tak kan melirikku sedikitpun.
            Waktu pun berlalu, semakin lama rasa itu semakin ada dan terus ada di benakku. Namun, tak pernah ku sangka jika rasa itu tak berbalas manis. Isak tangis dan air yang terus meluncur dari mataku menjadi membuatku semakin pilu. Tak tau harus berbuat apa untuk menyadarkannya jika sesungguhnya ada yang mengharapkannya di sini. 270 catatan tentang dirinya kutulis dengan harapan suatu saat nanti Aku bisa bersama dengan dirinya. Dan lagi, terjadi lagi, tulisan itu hanya karangan semu yang hanya bisa ku lihat. Bodohnya pikirku, mengapa Aku bisa menyukai orang bodoh seperti dia. Menderitanya diriku hanya melihatnya dari kejauhan, melihatnya bersama orang lain.
            Hanya satu yang ingin ku ucapkan sebelum Aku melupakan dan meninggalkan dia. Andai dia tau, Aku pernah menyukainya.

-sekian-

You Might Also Like

0 comments