Kisah Sendu Ketika IPK Telah Beradu

Juni 18, 2016

Habis lihat hasil jerih payah kuliah satu semester rasanya nyeri di pikiran . Duh lebay banget ya gini doang langsung posting di blog. Yah inilah yang bisa saya lakukan sekarang, mencurahkan segala pemikiran lewat tulisan .
Kalau bicara anak kuliahan, identik dong dengan singkatan IP. Udah gak perlu dijelaskan juga ntar paham sendiri. Hidup dan mati mahasiswa seolah-olah ada di tangan dosen yang memberikan sebuah penilaian atas kerja kerasmu saat perkuliahan. Dan penilaian itu diakumulasi dan diwujudkan melalui IP.
Kalau melihat nilai matkul A, AB, atau B lah minimal rasanya hati lega ya (bayangin aja ente habis boker leganya kaya apa, sensasi plong). Nah kalau nyatanya dapet nilai BC, C, duh ngeri yang ini D sampai E (naudzubillah) fix Anda harus mengulang mata kuliah ini. Bukan gak sedih lagi, tapi udah kebawa mules, rasanya tuh kaya diare tapi gak ada ujungnya. *lebay
Kembali berintrospeksi dan berkaca pada diri masing-masing. Sudahkah kita mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki saat menjalani kuliah? Sudahkah kita bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan sekarang.
Lucunya ketika kita sedang mendapatkan musibah semacam ini, kita malah menyalahkan pihak lain dan menuduh mereka sebagai penyebabnya. Ini deh kayanya yang salah sama mahasiswa, menuntut segalanya baik tapi usahanya yang kurang baik.
Next, jangan hanya bergantung pada IP semata. Toh hidupmu juga gak bergantung dengan rumus dan angka. Dinamiskan hidupmu (asequeee)
Cari kerjaan, ngembangin hobi biar jadi duit, ikut lomba sana sini, berorganisasi, jadi panitia event, dan masih banyak lagi hal yang bisa kita lakukan sambil nunggu delapan semester itu berakhir dengan indah 
Jadi, jangan menyerah dan merasa kalah saat menghadapi nilai jeblok dan IPK anjlok. Roda kehidupan pasti berputar. Hanya saja kita masih mager muter rodanya.
Intine ojo mager!!! 
See ya, fellas 

You Might Also Like

0 comments