Untuk kesekian kalinya
bahagia karena dipertemukan dengan sebuah keluarga kecil yang benar-benar
menjaga penuh makna solidaritas dan kekerabatan. Setelah e55 lalu apa?
Jadi begini, kalau saja
saya bukan ITS, bocah ingusan ini tidak akan mengenal yang nama supporteran. Kalau
saja saya bukan Elektro ITS, saya tak tahu “FORZA TEKTRO”, kata yang selalu kalian
ucapkan selama berada di tribun. Saya pun juga tak akan mengenal apa itu banner
3D. Kalau saja saya bukan e55, saya tidak akan pernah mengenal SUTET 2015
sebagai bagian yang punya peran penting disini.
SUTET, awalnya adalah
sebuah KPP dari pengkaderan kami. Bukan KPP yang saya rasakan, tapi pengalaman
yang luar biasa bersama teman-teman angkatan yang begitu antusias menjalaninya.
Bukannya saya mengunggulkan kata antusias tapi memang saya sendiri baru
merasakan atmosfer berada di tribun setelah saya menjadi mahasiswa baru disini.
Masih ingat betul saat The Real FOG, saat itu kami masih bagian dari Fakultas
Teknologi Industri. Kebetulan saya saat itu menjadi kestari bagian ticketing.
Karena nggak mau ketinggalan teman-teman pakai baju angkatan, nyanyi syalalalala
kenceng-kenceng di tribun bersama warga, alhasil, “Ganti shift ticketing ya”,
lalu berlari menuju tribun, copot id card panitia, lalu syalalalala.
Hampir setahun SUTET
berkiprah, ada beberapa hal yang saya pahami saat ini. Supporter bukanlah
sekumpulan orang yang dipaksa nyanyi sambil koreo. Supporter adalah mereka yang
menikmati pertandingan dengan cara mereka yang elegan. Kalah menang tetap
berterima kasih. “Terima kasih terima kasih, supporter elektro, terima kasih”
(nyanyi dulu boy)
Next
Part ini dilarang baper, terpelatuk, maupun emosi berlebih saat baca. Deal ya!
Adu supporter, selalu
ada di tiap kesempatan. Ada saja pikiran-pikiran nakal muncul. Lawan departemen
sepuh yang sekarang udah beda fakultas, endingnya begini, “Kalo mereka menang
endingnya mau party di tengah lapangan nih”. Lawan departemen dari fakultas
yang banyak cewek cantiknya, sebuah kalimat terlontar, “Oiya supporteran kan
polusi suara, tidak baik untuk lingkungan sekitar”. Lawan fakultas yang banyak
ceweknya, disenggol sama temen angkatan, “supporteran sana aja fi, banyak
temennya”. Terakhir, mengambil cerita unik kemarin (sambil senyum-senyum
ngetiknya). Lihat timeline didominasi kata “biru” “biru boongan” dan “belut
listrik” bikin ketawa sendiri di kamar kos. Oh, begini ternyata cara untuk
mentrigger lawan.
-
Almamatermu jauh lebih biru, VIVAT!!! -
Ya, kita sudah
regenerasi! Cepat sekali. Geram sendiri di pojokan lihat Yulizar Edo ngomong
regenerasi. (cepet banget woi)
Melihat dedek-dedek di
depan senyum bahagia menyambut posisi mereka sebagai SUTET 2016, ikut seneng
juga, eh tepuk tangan juga wah. Rasanya kaya udah ngerawat anak sendiri. (ih
udah pada gede ya).
Kemudian
KPP kita selesai.
Jangan berhenti sampai
sini.
Kalau kamu berhenti,
yang lain berjuang sendiri?
Sakit loh berjuang
sendirian.
Sekian.
Kaf
5884
Dokumentasi: SUTET