Fisika
itu sulit, tapi ya gak sulit-sulit amat”.
Peribahasa dari mana itu? dasar kalau Pak Raden, guru Fisika di sekolahku sudah
kebanyakan pikiran tentang kinematika gerak, dimensi, osilasi, dan lain
sebagainya, kata-katanya pasti nglantur kemana-mana. Maklumlah usia Pak Raden
sudah kepala lima. Kami menahan tawa karena takut dihukum karena ramai. Aku tak
sengaja melihat Erga tersenyum kecil. Manis sekali pikirku. Andai diriku bisa
melihat senyum Erga setiap hari. Ah... mungkin cuma mimpi, toh suatu
saat Erga masuk ke kelas A1 bersama Tania karena mereka terkenal pintar.
Sedangkan Aku bisa berharap masuk di kelas A2 bersama Elsa. Sadar diri, Aku ini
masih berada di bawah level otak Erga dan Tania.
Lirikannya
membuat jantungku berdegup kencang. Dug... dug... dug... senyumnya
merangsang listrik ke jantungku semakin lama semakin tak terarah dan ku rasa
semua orang mendengar jeritan hatiku. Aku meremas tangan Elsa, teman sebangkuku
yang sejak tadi masih membenahi dandanannya yang ‘sedikit’ amburadul.
“Sakit...! Bentar, gue mau ngaca
dulu... malu kan kalau ketemu cowok-cowok keren penampilan gue masih kayak
orang-orangan sawah!”. Kata Elsa.
Aku sama sekali tak menggubris
omongan Elsa dan tetap fokus mengawasi setiap gerak-gerik Erga. Benar-benar
menawan, pujiku. Tak sengaja Aku melihat Erga tersenyum kecil padaku. Hari
itu benar-benar dipenuhi cinta yang sudah tak terbendung lagi rasanya.
“Tanggal berapa hari ini, Sa?”.
Tanyaku.
“Hari ini? Kemarin? atau lusa?”.
Elsa balik bertanya.
Aku mengusap kepala. “Tuh cermin ditaruh
dulu biar loading sama jalan ceritanya. Hari ini tanggal berapa ya?”.
“Oh, iya-iya... Hari ini tanggal 8!”.
Jawab Elsa yang masih memegang cerminnya.
Emm...Mugkin
gak ya kalau Erga beneran naksir Tania? Mereka sama-sama pinternya, kayak udah
cocok banget jadi pasangan. First Plan, delapan Desember ini pengen gue jadiin
hari paling bahagia dalam hidup gue.. Udah dapet senyumnya Erga, pengen kejutan
lagi nih... Batinku.
Tania
adalah cewek kecil yang suka godain Erga saat dia sedang belajar serius. Dari
situ lah Erga dan Tania begitu akrab, dan dari situ lah yang membuat Aku
semakin ingin mengejar Erga. Suatu saat gue bakalan jadi penerus Einstein,
bikin rumus tertentu buat menaklukan hatinya Erga. OPTIMIS!!!. Aku tersenyum
lebar, tapi aku tak benar-benar yakin bisa membuat rumus seperti itu apalagi
urusan hati, cinta, perasaan, dan logika. ARRGGH ribetnya.
Bagai
terbius, mulut tertutup lakban, badan pun terasa kaku saat Erga datang
menghampiri mejaku. Bocah tampan itu sudah berdiri di depanku dan tersenyum
kepadaku. Pikiran aneh-aneh mulai bermunculan. “Aku mencintaimu”. Kata yang
paling ku tunggu tak kunjung keluar dari mulut manisnya. Namun bukannya niat
menembakku, Erga justru meletakkan laptopnya di mejaku.
“Nitip
nge-Charge laptop ya!”. Kata Erga dengan santainya.
GUBRAK!!
Wajar bila wajahku seketika memerah bak kepiting rebus. Oh My God... Apa
yang ku lakukan? Memasang tampang memerah dan salah tingkah. Benar-benar bukan
tindakan yang patut dilakukan pada saat-saat seperti ini.
!!!
Nasi udah, sayur asem udah, lauk
juga udah, terus kok masih ada yang kurang ya?. Mmm... Oh iya, sendok. Tapi
masih ada yang kurang lagi, narsis dulu baru komplit.
Aku mengambil handphone yang masih
nangkring di dalam tasku. Aksi narsisku pun dimulai. Di tengah-tengah perjalananku
menyantap hidangan buatan ibu, satu SMS masuk di handphone-ku.
“Dari Erga.” Kataku polos. “Hah!!!
Erga... WHAA!!! Ada angin apa nih? Idih.. mungkin cuma pertanyaan formal!”.
Mulai berputus asa.
Dengan sigap Aku membuka SMS dari
Erga yang sempat membuatku hampir pingsan.
From : Erga Dharmadika
Eh, besok PR nya
apa aja?? -Erga-
“Tuh kan bener apa kata gue pasti
nanya PR, bosen deh gue!”. Gumamku.
To : Erga Dharmadika
Fisika BKS hal.42 yg
pilGan aja, jgn lupa dkasih prosesnya.
From
: Erga Dharmadika
Makasih ya :D
Yah...
Cuma bilang makasih?? Kasih kata apa gitu biar keren dikit. Misalnya ‘Nonton
yuk!’ atau ‘Kapan-kapan jalan bareng ya!” atau begini lebih keren ‘Aku
mencintaimu’. Eh, eh.. mana mungkin si Erga bilang kayak gitu ke gue. Lagi
mimpi ya, Ta?? Bangun dong, Martha!
To : Erga Dharmadika
Cuma bilang makasih??
Nanggung bgt sih.. :o
From
: Erga Dharmadika
Lha mintamu gmana? :D
Duh...bego
banget gue!
To : Erga Dharmadika
Mmm..
gak jadi ga. Cuma bercanda :D
Pasti kamu lagi SMS an sama
orang yg kamu suka, ya kan?
From
: Erga Dharmadika
Kepo..
:p
Emangnya sp yg kusuka? Kamu
tau? Enggak kan.
. To : Erga Dharmadika
Tania lah.. Masak aku? Ya
gk mngkin dong.. :)
From
: Erga Dharmadika
Ha? Tania, bukan dia. Kalo
kamu, mungkin iya :D
O-M-G..
Bukan Tania tapi bisa jadi Aku yang Erga sukai. AAAA.. benar-benar luar biasa.
Jantungku seperti diledaki ratusan kembang api. Aksi SMS ku dengan Erga terus berlanjut sampai Aku
menghabiskan makananku. Dan akan diteruskan lagi malam ini.
!!!
Erga mana ya kok gak SMS lagi?
Apa Aku harus mulai duluan, aish.. jaim dong!. Rasa gelisah itu pun terus
menyelimuti perasaanku. Aku baru menyadari bahwa Aku menyukainya. Tapi apalah
daya jika memang Aku tak kan bisa menjadi pemenang di hatinya. Banyak wanita
yang menyukainya, Erga bagaikan malaikat bagi peri-peri di sekitarnya.
Menjaga
image, satu hal yang sangat penting bagi setiap insan yang sedang
dilanda asmara. Tapi hal inilah yang menurutku menjadi sebuah kekurangan dimana
seseorang yang menjaga image-nya justru malah tak menjadi perhatian si
do’i. “Oissh.. Bahasa gue tinggi banget ya?”.
Dengan
langkah pasti menuju impian dan tujuan yang lebih baik, Aku memberanikan diri
mengawali SMS ku dengan Erga. Aku berharap semoga SMS ku berhasil masuk, dan
dibalas dengan baik dan benar.
To
: Erga Dharmadika
Mmm.. lagi sibuk ya ga?
“Aku
berharap semoga SMS ku berhasil masuk, dan dibalas dengan baik dan benar”.
Pintaku. “OK, kirim!!”.
Selang
beberapa menit kemudian Erga membalas SMS. Dan inilah cuplikan SMS ku
dengannnya.
From
: Erga Dharmadika
Nggak tha... kamu sendiri gmana?
To
: Erga Dharmadika
Gk gmana2. Kmu gak SMS an sama
Tania?
From
: Erga Dharmadika
Aku
itu gak ada apa2 sama dia... kok kamu gk ngerti2 sih apa maksudku..
To : Erga Dharmadika
Apa sih ga?? Aku emang
beneran gk tau
From : Erga Dharmadika
Harus sekarang ya?
Apaan ini? Erga semakin membuatku
bingung dengan balasan SMS nya. Apanya yang sekarang? Aku gak mengerti apapun
tentang dia dan Tania. Jangan-jangan dia mau bilang kalau dia gak suka sama
Tania atau malah sebaliknya.
To : Erga Dharmadika
Skrng aja gpp kok, mungkin
aku jg gak ada sangkutannya
Satu
menit, lima menit, sepuluh menit berlalu dia tak kunjung membalas SMS ku. Aku
resah apa sebenarnya yang ingin dikatakannya. Dan di menit ke tiga belas dia
baru membalas SMS ku.
From : Erga Dharmadika
Aku suka sama kamu. Aku
mencintaimu :)
Tanganku bergetar membaca SMS
darinya. Mulutku terdiam, mataku terpana pada tulisan itu dan seolah-olah Aku
sedang melayang tinggi di angkasa. AAAA.. ini memang luar biasa. Jantungku tak
lagi diledaki ratusan kembang api, tapi milyaran kembang api dan dijatuhi
bunga-bunga yang bermekaran.
“Aku pemenangnya. Dia
mengatakannya!”. Kata batinku.
Tak ingin membuang kesempatan yang
ada Aku segera membalas SMS nya.
To : Erga Dharmadika
Aku juga menyukaimu... :)
Last
Planning Today, delapan Desember ini udah gue jadiin hari paling bahagia dalam
hidup gue.. Udah dapet senyumnya Erga, SMS an full dengan Erga, dan yang
terakhir... ditembak Erga. Batinku.
!!!
“HAYOO... nglamun apaan?”. Suara
Elsa mengagetkanku disaat Aku sedang bernostalgia mengenang masa-masa pertama
kali Erga menembakku.
“Sialan Lo..! Untung gak serangan
jantung!”. Kataku.
Elsa terpingkal-pingkal melihatku
begitu kikuk dibuatnya. “Haha.. muka Lo lucu banget! Gimana hubunganmu dengan
Erga? Masih baikan dong”. Tanya Elsa.
Aku terdiam tak mampu mengatakan
yang sebenarnya terjadi denganku dan Erga. Perlahan air mataku mulai menetes.
“Hei, kok nangis? Pasti ada sesuatu
nih. Cerita dong Tha!”. Pinta Elsa.
“Erga cemburu waktu gue deket sama
Reno. Eh maksudnya bukan deket dalam arti begituan, tapi Cuma sekedar rekan
satu kelompok aja kok. Menurutku itu biasa, lagian si Erga sendiri aja yang
sensitifnya kebangetan! Tadi pagi dia mau mutus gue.”. Kataku kesal.
“Itu kan hal wajar kalau Erga emang
sayang sama Lo. Itu bukti kalau dia masih perhatian. Coba kalau gak diperhatian,
pasti dia gak bakalan marah waktu kamu deket sama cowok lain”. Terang Elsa
sambil menyeruput minuman soda nya. “Udah ya nangisnya, masak kamu nangis cuma
gara-gara cowok sih. Lagian kita kan udah mau kuliah, fokus dulu jadi
mahasiswi”. Lanjutnya.
Aku mengusap air mata yang sudah
membasahi pipiku. “Nah itu dia, gue mau ke Bandung. Gue mau kuliah di sana!”.
Kataku.
“Kapan? Udah ngomong ke Erga
belum?”. Tanya Elsa.
“Besok pagi gue berangkat. Belum
ngomong sama dia, rencananya hari ini gue mau ngomong ke dia. Semoga ngambeknya
udah reda!”. Kataku sambil tersenyum kecil.
“Yah, bakalan kangen banget gue sama
Martha!”. Ucap Elsa sambil memelukku. “Hati-hati ya besok! Jaga kesehatan di
sana!”.
“Pasti. Makasih banyak ya, Sa!”. Aku
tersenyum bahagia memiliki sahabat yang care banget. Be Happy, Martha!
:)
!!!
Entah mengapa pagi ini Aku sama
sekali tak bersemangat untuk berangkat menuju Kota Kembang. Setelah kejadian
yang menimpaku kemarin mataku menjadi sembab. Aku meraih tas yang berat isinya
mencapai lima ton (haha.. Cuma bercanda). Hei.. lihat saja isinya, buku, baju,
perkakas rumah tangga, semua masuk di sini. Aku menentengnya menuju bis yang
membawaku menuju stasiun kota.
Tiga puluh menit lagi kereta datang.
Aku begitu tak nyaman dengan perasaanku. Aku mengambil ponsel di dalam tas dan
menelfon Elsa.
“Sa, gue udah di stasiun. Kamu lagi
ngapain?”. Kataku di telpon.
“Oh iya Tha, Aku lagi main sama
adekku. Udah ngomong sama Erga kan?”. Tanya Elsa.
“Belum Sa. Kemaren waktu gue mau
ngomong, dia langsung pergi gitu aja ninggalin gue sendirian. Trus gue juga
nemu mawar di sekitar dia berdiri, apa itu punya Erga ya? Ini mawarnya gue bawa
ke Bandung. Waktu gue SMS dia balesnya lama, balesnya pun cuek banget..nget...
Aku jadi merasa bersalah. Padahal niat gue cuma pengen ngasih salam perpisahan
semoga ketemu lagi suatu saat nanti. Tapi ya udahlah, Erga mungkin udah benci
banget sama gue. Tolong ya Sa, sampein salam gue ke Erga. Aku sayang banget
sama dia!”. Kataku yang mulai meneteskan air mata.
“Ya ampun Tha, Erga kok gitu banget
ya. Iya ini mau gue kasih tau tuh si Erga! Tenang aja Tha, moga selamat sampai
tujuan ya!”. Kata Elsa menutup percakapanku dengannya.
Kereta menuju Bandung pun tiba
setelah tiga puluh menit menunggu di ruang tunggu stasiun kota. Aku mendapat
duduk di gerbong tiga.
Erga lagi ngapain ya sekarang?.
Tanyaku dalam hati.
Jujur saja, Aku masih tak rela jika
meninggalkan kota kelahiranku ini, tapi Aku harus menempuh pendidikan di sana.
First on the second plan, menjadi
mahasiswi yang baik, lulus dengan nilai terbaik, membahagiakan semua orang,
dan... bertemu Erga suatu hari nanti!. This is my love plan.
-Bersambung-
Tunggu
kehadiran cerpen terbaru Fiya berjudul MIRACLES (LOVE PLAN 2). Itu adalah
lanjutan cerpen LOVE PLAN di atas. Semoga kalian gak bosen-bosennya ngintip isi
blog ini, dan jangan lupa untuk
tinggalkan komentar kalian di sini... Happy reading ^_^