Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

  • Home
  • Contact
facebook linkedin twitter

RETORI-KAF

BY KAFIYATUL FITHRI

    • Home
    • College
    • _High School
    • _Sepuluh Nopember
    • Lifestyle
    • Thought
    • Travel
    • Food
    • Story
    Seminggu terakhir udah banyak kegiatan yang menguras keringat dan pikiran di perantauan belum? Yah beruntung banget deh kalau masih bisa ketemu keluarga di rumah (ayif masih kena homesick)
    Melanjutkan postingan sebelumnya yang menyatakan ane sebel banget harus balik ke kota orang sebelum jadwal FRS dan ketemu doswal. Minggu lalu sempet nginep di rumah kakak dikarenakan jam 11 malam baru sampai Surabaya. Keesokan harinya berangkat menuju singgasana baru setelah melepas kontrak di asrama selama setahun.
    Setelah beres-beres baju, istirahat sebentar lalu teringat dengan rapat komunal di SCC (anak ITS pasti tau). Ayif berjalan dari kost ke SCC sekitar 15-20 menit, lumayan jauh juga tapi enak kalau jalan sambil headset an. Nah ini nih dimulai sebuah tragedi menyebalkan, yuk disimak.
    Tepat di depan jurusan Teknik Lingkungan seseorang menaiki sepeda motor menghentikan langkahku di pinggir jalan. Sebelumnya ia sempat memanggilku "mbak mbak mbak". Awale gak tak gubris lawong aku gak kenal.
    Kemudian aku menoleh, "Iya mas?"
    "Anak ITS ya mbak"  tanya dia
    Lalu aku jawab iya, mungkin dia mau nanya jalan.
    Dengan nada bersedih dan tempo bicara yang lumayan cepat aku sedikit menangkap perkataannya.
    "Apa mas? Gak denger" kataku sambil melepas headset di telinga.
    "Anu mbak gini mbak, atm saya dibawa anak FMIPA. Mbak punya kenalan anak FMIPA gitu nggak angkatan 2013. Tolong banget mbak saya mau balik ke Pasuruan tapi bensin saya habis, atm sama dompet dibawa anak FMIPA. Saya pinjam 20 mbak buat beli bensin"
    Aku agak kewalahan mendengarkan dia bicara cukup cepat, intinya dia bicara seperti itu.
    "Mas namanya siapa?"
    Dia mengaku bernama Doni, jurusan Tekla ITS 2013 (maaf buat anak tekla yang pernah ditanyain sasmita tentang doni itu, aku sedang tertipu)
    Dengan goblok plus oon plus plus, aku memberi uang 50 kepada orang itu. Bodohnya lagi kenapa gak aku cek dulu bensin di motornya 
    Lalu dia tanya, "mau kemana mbak?"
    "Ke SCC"
    "Oh, Cafe SCC" balas dia
    Hah, agak sedikit aneh anak ITS bilangnya Cafe SCC. Tapi ada benernya juga sih emang tulisan di gedungnya Cafe SCC. Baiknya, dia mengantarkanku ke SCC. Agak aneh juga waktu dia mau berhentiin aku di parkiran dekat plasa Dr. Angka. (duh masih jauh lah, ini anak ITS bukan sih). Kecurigaan mulai muncul.
    Singkat cerita dia bilang mau ngembaliin duit, tapi sewaktu aku minta nomor hp atau id line malah pakai alasan hp mati. Dia terihat buru-buru pengen balik dan terus mengucapkan "Terimakasih banyak mbak, semoga dilancarkan rejeki mbak, lancar kuliah". AMIN
    Selama rakom berlangsung berasa gak tenang, uang lima puluh ribu melayang cuma cuma . Kenyataan pahit, ternyata beneran ditipu. Setelah bertanya ke temen sekolah yang juga kuliah di FTK, pada akhirnya tidak ada yang bernama Doni di jurusan tersebut.
    Akhir cerita, semoga orang yang telah berbuat semacam itu diberi kelancaran hidup, bahagia dunia akhirat . Buat para komplotan yang se visi misi dengan dia, cari kerjaan yang bener kang, apalah ayif cuma anak kost yang belum punya penghasilan masih minta ke orang tua, ke mbak mas ayif. Itu duit buat beli sabun cuci yang udah mau habis, yakali mau nyuci pake pasir, kang .
    Waspada ya man teman kalau ada yang sok sedih minta pinjaman duit kayak gitu, modus doang. Sasaran empuknya mahasiswa yang lagi jalan sendirian kayak ayif kemarin. Udah banyak korban loh 
    Sekian cuplikan kisah sedih blog ini. Ayif harap bisa jadi bahan pembelajaran dan tetap terus waspada. Jangan mudah percaya sama orang yang nggak dikenal, bisa saja nanti malah kecolongan.
    Terimakasih sudah mampir dan sampai jumpa lagi minggu depan.
    See ya, fellas 
    Continue Reading
    Libur panjang yang menuai penyesalan. Siap atau tidak mengambil resiko yang akan aku ambil ketika sudah menjalani hari-hari itu. Ya Tuhan, libur tiga bulan ini yang semestinya aku gunakan untuk quality time bersama keluargaku sudah habis masanya. Sesal, menyesal, sungguh disesalkan. Liburan bulan pertama dengan ego yang terlalu memuncak aku berangkat seorang diri menuju ibu kota provinsi yang ramai dihuni pendatang dari seluruh penjuru negeri. Berbekal dokumen lengkap beserta beberapa potong pakaian menemaniku melewati teriknya kota itu.
    “Pak, Gubeng Baru turun sebelah mana ya?” Kutukan si manja yang dituntut mandiri untuk turun dari stasiun yang sama sekali belum pernah ia lewati.
    Awalnya ibu menyuruhku naik angkot menuju asrama. Matahari terlalu terik dan muncul perasaan ‘takut salah jalan’. Tak mau buang-buang waktu kuhampiri tukang ojek dekat gerbang stasiun. Ongkos awal cukup untuk makan dua hari di sini. Tawar sana sini diambilah kesepakatan harga yang lumayan standar, dua puluh ribu rupiah. Dirundung kegelisahan sepanjang perjalanan. Uang dua puluh ribu, seharusnya masih ada sisa lima belas ribu jika mau berjalan kaki ke depan fakultas kedokteran lalu naik angkot menuju asrama. Ah, nasi sudah menjadi bubur.
    Begitu mulus mengawali karir menjadi seorang aktivis. Mengumpulkan berkas dan menjalani screening dalam satu minggu, lalu menunggu pengumuman hingga akhirnya dinyatakan lolos seleksi. Bahagia? Kupikir tidak. Ketakutan ketika tidak bisa pulang kampung ketika weekend, IP turun di semester tiga seperti mitos-mitos yang beredar di jurusan, hingga tersingkirnya kata istirahat dari kamus kehidupanku. Kalau mencurahkan hati also known as berkonsultasi kepada teman yang notabene hampir bijak, mereka akan memberi solusi “Buang pikiran negatif, selama masih bisa bagi waktu semuanya akan baik-baik saja”. Basi sekali menurutku, Ya Tuhan. Rasakan perbedaan antara berorganisasi saat SMA dan kuliah. Pertama, saat SMA ketika pulang agak malam sekitar pukul setengah tujuh selepas maghrib ibu dan ayahmu sudah siap dengan amarah dan rasa kekhawatiran yang mereka pendam. Saat itu entah tersadarkan diri atau tidak, kau tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kedua, saat kau mulai mengurusi kegiatan besar di sekolah lalu pulang hanya membawa lelah, ayahmu akan memberikan pijatan yang membuat tubuhmu lebih ringan dan ibumu akan menawarkan kamu makan malam. Itu sebuah kebahagiaan bagiku. Bagaimana dengan kuliah? Jangankan pulang pukul tujuh malam, bahkan ketika kau tidak pulang ke kos pun orangtuamu tidak akan pernah tahu. Merasakan kelelahan selepas rapat komunal yang begitu menguras pikiran, jarang sekali ada teman kos yang memberi secuil simpatinya kepadamu dengan sekedar bertanya “Bagaimana dengan harimu?”.
    Dikatan cengeng, iya memang sekilas terlihat cengeng. Aku mulai kuliah saat umurku menginjak 17 tahun lebih enam bulan, usia yang ideal untuk anak kelas tiga SMA. Tekadku untuk melanjutkan kuliah benar-benar sudah bulat. Kau tahu? Di lingkungan sekitarku tak banyak anak perempuan seusiaku yang melanjutkan kuliah di dalam maupun di luar kota. Kebanyakan dari mereka memilih bekerja bahkan melangsungkan pernikahan. Banyak juga yang bergunjing, “Sekolah jangan tinggi-tinggi, kalau disini beruntung bakal sukses sendiri.”
    Mengapa juga aku disini kalau jadi pengangguran, berangkat ke kota orang siapa tau dapat rezeki sebelum menyandang gelar. Sebuah guyonan kecil terlontar dari ibu saat aku tengah asik bermain lego dengan keponakanku.
    “Alhamdulillah bisa kuliah, kalau tidak sudah ibu carikan suami untukmu.” Rencana Tuhan lebih indah. Aku tidak diizinkan untuk menikah dulu sebelum membelikan ayah mobil dan membangun rumah disamping kebun.
    “Orang daerah timur situ, kemarin menawarkan anaknya lagi.” Lanjut Ibu.
    Aku sedikit cemberut, “Ibu kenal?”
    Ibuku lantas menggelengkan kepala.
    “Aku sudah beda jaman dengan Siti Nurbaya.”
    Jangan pernah menyesal mengambil keputusan untuk kuliah, tapi berpikirlah ketika akan menjalani suatu kesibukan diluar jam kuliah. Kisah hidup orang memang tak sama, bisa jadi ketika kau tidak jadi kuliah ayahmu malah membelikanmu sawah lalu kau menjadi petani hebat atau bisa saja kau tidak kuliah terlebih dahulu untuk bekerja lalu berangkat kuliah. Tak peduli apapun langkah baik yang kau ambil, kutunggu kalian empat belas tahun mendatang, 1 Januari 2030.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Photo Profile
    Kafiyatul Fithri ENGINEERING STUDENT

    Spread Kindness Like Confetti


    An engineering student who loves words by share it to the others through the pen and the lens

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    Community

    Blogger Perempuan

    Labels

    BPN BPNRamadhan College Food HighSchool Lifestyle SepuluhNopember Story Thought
    Foto saya
    Kafiyatul Fithri
    Lihat profil lengkapku

    Recent Post

    Sreet Food Bundaran ITS Surabaya : Euphoria Ramadan a la Kampus Pahlawan

    Popular Posts

    • Kuliah Rasa Kopi
      Bukan biografi, bukan pula opini yang biasa saya tulis disini. Mungkin terlihat seperti testimoni. Dari seorang mahasiswi yang s...
    • PIGI - PIGI -Cerpen-
      Lapar... “Memangnya gue tadi sarapan apa sih?”. Duduk di samping Fanny. “Cari makan dulu yuk, Fan!”.             Jojo mendengus. “Sarap...
    • Let's Find Out !!!
      Tbh, this is my first anti-mainstream Curriculum Vitae. Hope you like it :) PERSONAL INFO _____________________________________ ...
    • SUTET : Part of Elektro ITS
      Untuk kesekian kalinya bahagia karena dipertemukan dengan sebuah keluarga kecil yang benar-benar menjaga penuh makna solidaritas dan kekera...
    • Menyesal? Sudahlah Jalani Saja
      Libur panjang yang menuai penyesalan. Siap atau tidak mengambil resiko yang akan aku ambil ketika sudah menjalani hari-hari itu. Ya Tuhan, ...

    Contact Us

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Followers

    Visitors

    Blog Archive

    • Mei 2019 (1)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (1)
    • November 2018 (1)
    • Agustus 2018 (1)
    • Juni 2018 (1)
    • Maret 2018 (2)
    • Mei 2017 (1)
    • Oktober 2016 (1)
    • Agustus 2016 (2)
    • Juli 2016 (3)
    • Juni 2016 (3)
    • April 2016 (1)
    • Februari 2014 (1)
    • November 2013 (8)

    Cari Blog Ini

    Laporkan Penyalahgunaan

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top