Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

  • Home
  • Contact
facebook linkedin twitter

RETORI-KAF

BY KAFIYATUL FITHRI

    • Home
    • College
    • _High School
    • _Sepuluh Nopember
    • Lifestyle
    • Thought
    • Travel
    • Food
    • Story
    Bola voli seberat 0,2 kg itu berhasil mendarat dan menghantam tepat di dahi seorang gadis bernomor punggung dua belas. Dia melirik ke arahku, spontan aku cekikikan melihatnya kesakitan. Aku menghampiri dan melihat wajahnya yang dekil dan kusam dipenuhi debu tipis yang menempel di pipinya.
    “Masih sakit?” tanganku mengetuk dahinya dan bisa dipastikan bagian tubuh paling jenong itu akan terasa lebih sakit. Aku merasakannya.
    “Makanya kalau ada umpan itu diladenin, bukannya malah bengong.” Aku masih pada posisi menatap wajah polosnya.
    “Sialan! Bisa tidak sehari aja gak jahat sama Mira?” Katanya sambil menggerutu. Dia mulai tersenyum saat tanganku beralih mengusap rambutnya.
    Dia adalah Almira, putri semata wayang teman ibuku yang dirawat oleh orangtuaku sejak usianya enam tahun. Karena seumuran, aku dan Almira bersekolah di tempat yang sama walaupun beda kelas. Siapa sangka banyak yang mengira aku dan Almira berpacaran. Berangkat dan pulang sekolah bersama, bermain voli setiap Sabtu pagi, dan membawa bekal yang sama setiap hari. Meskipun aku dan Almira memliki banyak persamaan dan sering berdamai, tapi tak jarang ada pertengkaran di antara kami. Almira memang terlihat masih seperti anak kecil, maka dari itu ayah dan ibuku mewajibkanku untuk menjaga dan melindungi Almira saat di sekolah. Alhasil dia menganggapku seperti kakak kandungnya sendiri.
    “Aku mogok latihan kalau hujan turun. Tolong bilang ke teman-temanmu untuk jangan memaksaku bermain voli!” Bentak Almira kepadaku setelah beberapa kejadian sebelumnya aku dan teman-teman tetap memaksanya untuk ikut latihan. Sejauh yang aku tahu, Almira paling tidak suka ketika hujan turun dan dia masih berkeliaran di luar rumah. Entah dia memiliki penyakit Aquagenic pruritus atau sejenis alergi terhadap air, ayah dan ibu tak pernah sekalipun bercerita kepadaku.
    Aku tetap melanjutkan latihan meskipun cuaca hari ini tampak mendung. Almira mulai menampakkan kegelisahannya. Dia tak lagi fokus dengan bola di hadapannya. Berulang kali aku berteriak agar tetap fokus, apa daya himbauan dariku tak bisa melawan rasa takutnya pada air hujan.
    “Kamu kenapa sih?” Aku memegang lengannya erat.
    “Ayo berteduh, jangan hujan-hujan” Jawabnya.
    Aku mengarahkan badanku tegap di hadapannya. Mataku menatap lurus ke bola mata Almira. “Dengarkan aku, tolong untuk kali ini saja kita latihan meskipun hujan datang. Besok lusa ada pertandingan” Aku masih memegang kedua lengannya.
    Almira berusaha melepaskan lengannya dari genggamanku. “Kamu dan teman-temanmu saja yang latihan. Aku tidak mau tersentuh air hujan. Dengar itu, Farel?” Balas Almira dengan sedikit membentak.
    Langit perlahan mulai petang. Aku dan Almira masih bertahan dengan argumen masing-masing.
    “Alergi? Kamu gatal-gatal? Kulitmu mengelupas? Hei Mira, Kamu tak pernah bercerita apapun tentang ini. Apakah kamu tidak ingin ada pertandingan? Atau kamu tak pernah punya impian untuk membanggakan ayah dan ibumu?” Aku sedikit emosi karena ku pikir Almira terlalu egois.
    “Jangan pernah sebut orangtuaku! Aku tidak pernah mengajakmu bertengkar seserius ini. Tapi kali ini aku benar-benar benci padamu!” Almira menitikkan air matanya. Hujan mulai turun, Almira pun berlari menuju kelas dan aku masih terdiam membisu di tengah lapangan.
    Dan sore itu, hujan deras membasahi gedung sekolah kami. Sekolah sepi, hanya tinggal aku dan Almira berada di salah satu kelas yang tak jauh dari lapangan. Aku menarik kursi ke dekat Almira yang duduk termenung di pojokan.
    “Maafkan aku, Mir.” Tanganku gemetar menyentuh tangannya. Perlahan dia mulai mau melihatku dibalik jaket birunya.
    “Sudahlah lupakan. Aku juga minta maaf karena terlalu egois.” Dia menjabat tanganku dan menampakkan senyumnya.
    Aku menghela napas panjang “Sebenarnya apa yang kamu takutkan? Toh aku selalu melindungimu kalau terjadi sesuatu. Yah gak harus diceritakan kalau memang itu terlalu privasi buatmu.”
    Suara petir yang menggelegar tak membuatnya lantas kaget dan berteriak. Dia hanya menutup mata dan diam sejenak. Almira meneteskan air mata. “Hujan deras sepuluh tahun yang lalu benar-benar kejam. Dia yang mengantarkan ayah dan ibuku ke pusara. Ketika itu aku sedang berlibur ke luar kota menyusuri hari yang panjang hingga aku tertidur pulas. Hari itu hujan turun sangat deras dan membuat jalan yang kami lewati semakin licin. Entah apa penyebabnya tiba-tiba ayah hilang kendali dan mobil kami terperosok ke jurang. Mengapa aku tidak ditakdirkan untuk mati saja saat itu jika aku terbangun hanya untuk melihat ayah dan ibuku meregang nyawa disana. Tidak ada yang tau keberadaan kami. Hujan dan petir itu seolah menjadi penghalang ayah dan ibuku untuk selamat. Aku pun pingsan dan terbangun di sebuah rumah. Aku melihatmu, tante, dan oom, tapi tidak dengan kedua orang tuaku. Semuanya sudah berakhir”
    Aku begitu terpukul mendengar kisahnya. Tanganku meraih lengan Almira dan memeluknya. “Jangan bersedih lagi, ada Farel disini. Kamu harus tau, tidak semua rintik hujan itu kejam. Kejadian yang menimpamu itu rencana Tuhan.” Perlahan aku mengusap air mata di pipinya.
    “Ayo ikut aku.” Aku menggandengnya keluar kelas.
    Hujan tak sederas tadi. Aku menatap Almira yang masih ketakutan dengan hujan. “Tidak ada yang perlu ditakuti. Hujan tak lebih menyeramkan dari bola voli yang terus mengejarmu hingga mengenai dahi. Kamu seorang pemberani, bahkan lebih berani dariku saat berkelahi dengan Tatiana si tukang genit. Ulurkan tanganmu dan biarkan hujan menyentuhnya.”
    “Tidak!” Almira menolak dengan keras.
    Aku mengulurkan tanganku ke tetesan air hujan. “Lihat! Ini dingin dan menyenangkan.” Aku tersenyum dan kembali menarik tangannya.
    Tangannya bergemetar, dia bersembunyi di belakangku. Dan akhirnya satu per satu tetes air hujan mengenai telapak tangannya. Tangan kirinya menggenggam bajuku dengan erat. Sudah puluhan kali air hujan menetes, dia mengintip dan mulai tenang.
    “Dingin.” Dia membolak-balikan tangannya.
    Aku berjalan menuju lapangan. Tubuhku basah. “Almira, kalau berani ayo kesini! Kalau tidak, aku akan menganggapmu lebih genit dari Tatiana!” Aku berteriak dari lapangan.
    Almira terlihat geram. Dia melepas sepatunya dan berlari ke lapangan. Dia menutup matanya, mungkin sedang merasakan dinginnya hujan. Dia memelukku dan mengucapkan terimakasih.
    “Kamu sudah pernah jatuh cinta?” Pertanyaan Almira membuatku gugup.
    Aku menaikkan bahuku. “Kamu jatuh cinta?”
    “Iya, aku mulai jatuh cinta.” Dia menyipitkan matanya.
    “Kepada siapa?”
    Almira mengumpulkan air hujan di tanggannya. “Kepada orang yang sudah memaksaku untuk berkenalan dengan air hujan.” Kumpulan tetes air hujan itu berhasil dilemparkan ke wajahku. Dia berlari ke tengah lapangan. Sungguh bahagia melihatnya tersenyum lepas seperti sedia kala.
    Bagiku, hujan menyimpan cerita di setiap tetesnya. Hujan bisa memberimu cinta dan petaka. Hujan kala itu memang kejam, tapi tidak sekejam diriku yang telah mencuri hati Almira hingga membuatnya jatuh cinta.

    -Selesai-
    __________________________________
    Alhamdulillah lolos jadi kontributor lomba cerpen tentang hujan by WA Publisher 2016. Cihuy 😄
    Meskipun belum diberi anugerah menempati 1st place, semoga bisa nambah pengalaman nulis cerita aduhai nan menggemaskan 😳

    Happy reading
    See ya, fellas 😚
    Continue Reading
    "Udah lulus aja neng, gak kangen sama masa SMA?"
    Setahun sudah melepas rasa suka cita, bahagia, rindu, dan penat di sebuah sekolah yang katanya sih "mojok". Wushhh itu pola pikir primitif yeee masih nganggep sekolah itu mojok. Bangunannya aja mojok, SDM nya belum tentu terpojok.
    Fiya mau sharing dikit mengenai pengalaman jadi pemeran utama MOS, saat menjadi senior MOS, dan apa yang aku rasain setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Anis Baswedan melarang adanya MOS yang masih menyisakan unsur perpeloncoan.
    MOS ITU UNIK
    Awal menginjakkan kaki di SMA, masih adaptasi dong dengan lingkungan sekitar. Masih celingukan, "ini tempat apa, kamu siapa, aku kenal siapa?". Masih pakai baju SMP, hem putih lengan panjang; rok span biru tua panjang; sepatu hitam; kaos kaki panjang; kerudung putih pake nametag "KAFIYATUL FITHRI" di sebelah kanan (re: seragam MTs), naik sepeda ph**nix biru, dan tak lupa bawa tas punggung biru 🐬.
    MOS kala itu identik dengan atribut unyu nan menggemaskan. Kebetulan kelasku cuma disuruh memakai id card dengan tali pita warna tertentu dan bando yang ada tulisannya "ketumbar", karena kelas ketumbar. Proses MOS nya cukup menyenangkan kok, gak kaya yang di tipi-tipi pake aksi kekerasan. Cumaan, di sela" materi pasti ada tim kedisiplinan, bentakin anak yang gak pake atribut sekolah lengkap (bukan atribut MOS lo ya).
    Untuk yang disuruh bawa barang bawaan yang pake istilah aneh gitu, seniorku ngasih clue yang gampang dan langsung dikasih tau bendanya. Yah bawa donat dua buah buat makan siang, satunya lagi kasih deh buat anak" yang masih laper 😄.
    MOS berlangsung selama tiga hari dan semuanya berjalan menyenangkan, yeaay 🙌 
    Miss u mba umay dan mas jabar 💞 
    BE A GOOD SENIOR
    Hueh udah masuk tahun ketiga di sekolah, time to be a good senior. Berhubung jadi pengurus OSIS, alhamdulillah diberi kesempatan jadi senior MOS kelas X-1 "Arjuna".
    Bangun pagi dan berangkat jam set 5, briefing semua senior kelas, kasih materi, game, dan terus berulang hingga tiga hari bertugas. Dapet partner yang super gokil aka Kukuh Setiawan, ketemu junior ngeselin dan nyenengin 😚, dapet hadiah boardmarker habis menang game, diubet-ubet pake tisu toilet gara-gara jadi korban game mummy, dan makan malem bareng mereka saat Nuzulul Qur'an. 😢 wow kangen
    Fiya sempet negur junior yang pake sepatu sol putih, suruh cepet ganti sebelum kena tim kedisiplinan. Gaada unsur kekerasan juga kok 😋 (testimoni...testimoni...)
    Untuk atribut, hmm maafkan kami ya kalo kejadian yang sampe dihukum di lapangan kemarin itu jadi bahan pembicaraan panitia. Bukan apa" kok, cuma ada kesalahpahaman 😊 memang perlu evaluasi.
    Kebetulan juga adikku kala itu juga jadi siswa baru dan menjalani MOS di sekolah lain. Aku juga membantu menyiapkan segala atribut MOS nya yang boleh aku katakan lebih rumit dan lebih banyak dari apa yang aku tugaskan kepada juniorku.
    Yang bikin terharu adalah junior yang aku katain ngeselin tadi udah otw jadi orang-orang hebat. Jadi duta telk****l, penyiar radio, dan peran penting lainnya. Uluh uluh jadi baper gini nulis blog 😳
    Jadi senior itu gampang-gampang susah. Gampang dikenal junior aka famous, punya memori indah semasa sekolah (gak cuma cinta-cintaan), dan punya pengalaman mengasuh puluhan anak. Wkwk
    Susahnya kalau juniornya bandel minta ampun, yang kena seniornya malahan. Heu
    Miss u dedek" unyu ipa_eins 💞 
    PERUBAHAN ITU PASTI ADA
    Sesuai dengan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah telah menggantikan kebijakan terkait Masa Orientasi Siswa yang selama ini rentan menjadi tempat tindak kekerasan terjadi. Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 ini mengatur sanksi yang mengikat bagi ekosistem pendidikan yang ada di Satuan Pendidikan.
    Dengan adanya Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah, maka mulai pada tahun pelajaran 2016/2017 masa Orientasi Siswa Baru berubah namanya menjadi masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
    Sesuai Pasal 5 ayat 1 permendikbud No 18 tahun 2016 dinyatakan bahwa Perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah harus dilakukan oleh guru serta dilarang melibatkan  siswa  senior  (kakak  kelas) dan/atau alumni sebagai penyelenggara.
    Berdasarkan Lampiran III Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 secara tegas sekolah DILARANG MEWAJIBKAN siswa baru untuk memakai atribut sebagai berikut:
    1.  Tas  karung,  tas  belanja  plastik, dan sejenisnya.
    2.  Kaos  kaki  berwarna-warni  tidak simetris, dan sejenisnya.
    3.  Aksesoris  di  kepala  yang  tidak wajar.
    4.  Alas kaki yang tidak wajar.
    5. Papan nama yang berbentuk rumit dan  menyulitkan  dalam pembuatannya  dan/atau  berisi konten yang tidak bermanfaat.
    6.  Atribut  lainnya  yang  tidak  relevan dengan aktivitas pembelajaran.
    Selanjutnya Berdasarkan Lampiran III Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 dinyatakan secara tegas dalam masa Orientasi siswa Baru atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah DILARANG melakukan aktivitas sebagai berikut:
    1.  Memberikan  tugas  kepada  siswa baru  yang  wajib  membawa  suatu produk dengan merk tertentu.
    2.  Menghitung  sesuatu  yang  tidak bermanfaat  (menghitung  nasi, gula, semut, dsb).
    3.  Memakan dan meminum makanan dan  minuman  sisa  yang  bukan milik masing-masing siswa baru.
    4.  Memberikan  hukuman  kepada siswa  baru  yang  tidak mendidik  seperti  menyiramkan air  serta  hukuman  yang bersifat fisik  dan/atau mengarah pada tindak kekerasan.
    5.  Memberikan  tugas  yang  tidak masuk  akal  seperti  berbicara dengan  hewan  atau  tumbuhan serta  membawa  barang  yang sudah tidak diproduksi kembali.
    6.  Aktivitas  lainnya  yang  tidak relevan  dengan  aktivitas pembelajaran.
    Udah dibaca kan ya 👌
    Mau sharing aja, sebenarnya ada sedikit rasa sedih telah menjadi bagian dari sebuah sistem yang masih menghalalkan MOS yang notabene identik dengan perpeloncoan dan atribut-atribut gak jelas seperti itu. Gak cuma itu, sedih juga kalau lihat postingan di sosial media yang menampilkan betapa meriahnya masa pengenalan siswa baru di sekolahku tahun ini. Saluuud sama pihak penyelenggara telah membuat perubahan yang baik.
    Semoga dengan adanya perubahan kebijakan tentang sistem pengenalan siswa baru ini bisa memberi kenyamanan bagi siswa yang akan menempuh pendidikan selama tiga tahun di sekolah tercinta.
    See ya, fellas 😚 
    📎Source:
    dedihumas.bnn.go.id
    ainamulyana.blogspot.co.id/2016/06/aturan-baru-tentang-masa-orientasi.html
    SMAPA JAYA 
    📎Ditulis oleh alumni siswa SMAN 4 Kediri.
    Continue Reading
    1 Juli 2016, first time kita ngadain reunian bareng angkatan SMA setelah sebelumnya udah ngadain Campus Expo yang bisa dibilang cukup sukses dan waaaaw. 
    Bertempat di Treepot Cafe deket rumah lah, mayaan jam set 10 udah balik.
    Sedikit cerita aja---
    Awalnya cuma iseng ngepost foto buat giveaway H*lo teen, intinya sih suruh upload foto tentang apapun yang jarang dilakukan orang". Akhirnya kepikiran tentang reunian gitu plus captionnya "Ayo Reunian"
    Nah kebaca tuh sama anak" yang peka sama angkatan, hmm.
    Tiba-tiba saja ayif dapet message dari dua orang teman yang isinya tentang ajakan bikin kumpul angkatan. Karena masih nuansa ramadhan alhasil bikin acara bukber angkatan.
    Panitia dibentuk dengan melibatkan koordinator kelas. Kita cari peserta tuh, seenggaknya ada 20 anak per kelas lah. Realitanya, hmm banyak yang susah diajak kumpul ternyata. Iya saya tau kita punya kesibukan masing-masing ya. 
    Awalnya kita ambil tempat di Papringan (tambah deket lagi sama rumah). Tempatnya outdoor yaa
    Setelah semua konsep hampir matang, tiba" seseorang berpendapat, kalo semisal hujan gimana?
    Ini yang dinamakan "disaster" lewat ucapan. Heu. Pindah lokasi, fix.
    Melalui kompromi para cowok" (ihiw) akhirnya dapet deh tempat makan Treepot Cafe. Negosiasi sana sini, untung saja tempatnya jadi. Kalau enggak, mau dikemanain acara ini.
    Pra acara kita nyiapin segala keperluan mulai balon, doorprize, band, sound, piring, semangka, kurma, dsb. Sejam sebelum acara tiba" hujan. Iya hujan mayan deres.
    Tapi temen-temen tetep dateng kok. Makasih ya
    Acara berlangsung meriah dong, iya lah siapa dulu MC nya mas wawan dan mbak icha ryanica jagoan smapa. Pengisi acaranya asique pol, papermint band (ig:papermint_official).
    Ini bukan sekedar reuni kawan, tapi reuni mantan. Banyak juga ya yang cinlok ternyata.
    Kelihatannya aye juga lagi ngamatin someone nih *eh. (mbujuk i rek) ✌
    Acara berakhir jam setengah delapan dan ditutup dengan sesi foto bersama.
    Atas nama panitia, Fiya mengucapkan terimakasih ya kalian udah nyempetin hadir. Maaf lo kalau semisal makanannya itu" aja, sarana dan prasarana yang disediakan panitia juga kurang. Kita mah apa atuh. Maaf juga kalo semisal biayanya segitu tapi dapetnya kok gitu. (ada yang ngomong gitu). Bersyukurlah masih ada orang-orang yang mau ngurusin hal semacam ini .
    Thanks to Agil, Wawan, Sasmita, Ahong, Riza, Dhila, Dedi, Dias, Deda, Raka, Pendik dan Facur selaku temen-temen yang selalu update dan mengucap syukur ada tambahan peserta. Lubab, Icha, Karin, Imel, dan Dora selaku temen-temen yang ngasih ide" kreatifnya buat kesuksesan acara ini.
    Terimakasih Pak Karim dan Mr. Jawari udah nyempetin waktunya untuk hadir di acara kami.
    Terimakasih Bu Erni yang udah nyiapin pisang goreng dan tempe goreng. (enak bu) 
    Semoga acara kumpul IKASMAPA'15 masih tetap berlanjut sampai tua ntar.
    IKASMAPA'15, gak ada matinya 
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Photo Profile
    Kafiyatul Fithri ENGINEERING STUDENT

    Spread Kindness Like Confetti


    An engineering student who loves words by share it to the others through the pen and the lens

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    Community

    Blogger Perempuan

    Labels

    BPN BPNRamadhan College Food HighSchool Lifestyle SepuluhNopember Story Thought
    Foto saya
    Kafiyatul Fithri
    Lihat profil lengkapku

    Recent Post

    Sreet Food Bundaran ITS Surabaya : Euphoria Ramadan a la Kampus Pahlawan

    Popular Posts

    • Kuliah Rasa Kopi
      Bukan biografi, bukan pula opini yang biasa saya tulis disini. Mungkin terlihat seperti testimoni. Dari seorang mahasiswi yang s...
    • SUTET : Part of Elektro ITS
      Untuk kesekian kalinya bahagia karena dipertemukan dengan sebuah keluarga kecil yang benar-benar menjaga penuh makna solidaritas dan kekera...
    • Menyesal? Sudahlah Jalani Saja
      Libur panjang yang menuai penyesalan. Siap atau tidak mengambil resiko yang akan aku ambil ketika sudah menjalani hari-hari itu. Ya Tuhan, ...
    • PENTINGNYA SEBUAH MIMPI BAGI PELAJAR
                  Ketika mendengar kata mimpi, pasti sebagian besar dari kita akan mengartikan mimpi sebagai sebuah harapan. Yup, definisi itu ...
    • PIGI - PIGI -Cerpen-
      Lapar... “Memangnya gue tadi sarapan apa sih?”. Duduk di samping Fanny. “Cari makan dulu yuk, Fan!”.             Jojo mendengus. “Sarap...

    Contact Us

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Followers

    Visitors

    Blog Archive

    • Mei 2019 (1)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (1)
    • November 2018 (1)
    • Agustus 2018 (1)
    • Juni 2018 (1)
    • Maret 2018 (2)
    • Mei 2017 (1)
    • Oktober 2016 (1)
    • Agustus 2016 (2)
    • Juli 2016 (3)
    • Juni 2016 (3)
    • April 2016 (1)
    • Februari 2014 (1)
    • November 2013 (8)

    Cari Blog Ini

    Laporkan Penyalahgunaan

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top